KENDURI SURONAN, tradisi masyarakat jawa
Kenduri merupakan adat masyarakat jawa yang dilakukan oleh orang yang mempunyai hajat tertentu dengan mengundang warga sekitar untuk ikut mendo'akan keselamatan dan kebahagiaannya.
Kenduri yang masih lestari sampai sekarang salah satunya adalah kenduri suranan. Kenduri untuk merayakan tahun baru jawa yang dilaksanakan antara malam 1 sampai 10 Muharam sebut saja suro ini biasanya dirayakan oleh masyarakat secara bersama-sama.
Di Wonosobo tepatnya di Desa Larangankulon sendiri, biasanya ibu-ibu berkumpul membuat bubur suran pada sore hari tanggal 9 suro untuk kemudian pada malam harinya (tanggal 10 suro) dinikmati bersama setelah didoakan oleh ketua RT atau orang yang dianggap tertua desa ataupun dusun.
Tujuannya supaya mendapat rezeki yang berkah dan banyak, terhindar dari bencana selama setahun kedepan.
Bubur suran yang terdiri dari berbagai komposisi ini memiliki makna tersendiri, mislanya saja pada bubur,yang pada zaman Nabi Nuh AS saat banjir bandang surut, bahan makanan yang tersisa hanya beras yang jika dimasak seperti biasa tidak semua penumpang kapal mendapatkanya.
Untuk mensiasatinya, maka beras tersebut dimasak dengan jumlah air lebih banyak dari biasanya. Jadilah bubur.
kemudian beliau membagi- bagikannya untuk keluarga, kerabat beserta warga sekitar. Tujuannya supaya rezekinya melimpah ruah dan berakah.
pada masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri sehingga antara satu daerah dengan yang lain terkadang terdapat perbedaan, yang perbedaan tersebut tidak menghilangkan eksistensi makna dari bubur suran itu sendiri.
Semoga bermanfaat..
Komentar
Posting Komentar